Parah, Mahalnya Kuliner Saat Traveling Di Indonesia.

Tutup tahun dengan melakukan perjalanan ke Makassar menjadi pengalaman tersendiri yang berbeda dari perjalanan yang telah aku lakukan sepanjang tahun 2015 ini. Makassar menjadi trip kedua aku traveling dalam negeri tahun ini, setelah Agustus lalu, aku sempat main ke Tanjung Lesung di Banten. Okey, bukan karena makan kacang lupa akan kulitnya, dalam arti, bukan berarti aku tidak cinta Indonesia. Seperti yang kita tahu, alam Indonesia cantik sekali, Indonesia punya segalanya, gunung dan laut, kuliner dan sejarah, budaya, bahasa. Indonesia kaya, melebihi segalanya. 
Indahnya Pantai Appalarang
Dan hal yang selalu membuat aku sedikit enggan traveling dalam negeri adalah budget yang jauh lebih mahal. Entah kenapa? Mungkin, aku tidak tahu seluk- beluknya, bagaimana bisa traveling hemat dalam negeri. Ada saja yang menurutku , harga yang dibayar tidak sepantasnya dengan apa yang didapatkan. Terlalu mahal dan tidak masuk akal. 

1. Tiket pesawat. 

Aku bisa dapat tiket pp dari Jakarta - Bangkok hanya Rp 1.000.000,- . Sedangkan tiket pp dari Jakarta- Medan berkisaran Rp 1.500.000,- Rp 2.000.000,- . Tiket aku ke Makassar pp Rp 1.750.000,- dan aku beli bulan September lalu. Teman beli diawal Desember seharga Rp 2.200.000,-. 

Perbedaan yang sangat jauh bukan? 

2. Transportasi.

Di luar negeri, kemana- mana naik transportasi umum dan murah. Aku ambil contoh, transportasi dari atau ke airport dari pusat kota. 

Di Jakarta, naik damri dari airport turun di Slipi bayar Rp 50.000,- . Terakhir aku naik bus umum, dari pusat kota Hanoi, Old Quarter ke airport butuh 1 jam perjalanan bayar Rp 5.400,- .

Di Medan, naik kereta dari airport ke pusat kota, bayar Rp 100.000,- , di Singapore, terakhir aku naik MRT dari Bugis ke aiport bayar 3 SGD , tidak sampai Rp 30.000,-. 

Selain itu, infrakstruktur jalan yang menurutku belum bagus, akses masuk ke daerah wisata yang masih butuh banyak pembenahan. Aku yakin, kita pasti akan memperbaiki itu semua, akan semakin baik dikemudian hari.

3. Kuliner dan souvenir

PALING PARAH adalah kuliner,  HARGANYA SELANGIT.

Pengalaman terakhir saat ke Tanjung Lesung, harus rela merogeh kocek 500 ribuan untuk kulineran sederhana disalah satu rumah makan disana. Bisa baca disini

Kemaren, perjalanan dari Makassar ke Tana Toraja, aku mengalami hal yang sama lagi. Sarapan dirumah makan sederhana didaerah Enrekang, harus bayar Rp 200.000,- dengan menu yang dipilih :
-.  4 porsi mie instant rebus dengan 1 butir telur. 
-. 2 porsi nasi putih ( kualitas jelek banget ) dan 1 potong ayam goreng ( yang sudah digoreng berulang- ulang ).
-.  5 gelas teh manis dan 1 gelas kopi.
-  4 bungkus kripik pisang. 

Sewa 1 kamar di Rentapoa untuk mandi doang bayar Rp 137.000,-. Memang harga segitu untuk 1 malam. Permasalahannya,  harga segitu tidak sepadan dengan fasilitas kamarnya. Shower-nya rusak, tidak ada air panas, kondisi kamar yang bau apek dan seadanya saja. Benar, kalau mau fasilitas okey, ya nginap di hotel atuh. Hahahaa... Jangan salah, terakhir aku dari Hanoi, bisa dapat harga 5 USD ( Rp 67.500, - ) dengan fasilitas hotel berbintang-loh... Baca saja disini. Begitu juga saat di Pantai Bira, harga per kamar Rp 300.000,- .

Kemudian, nyebrang dari Makassar ke Pulau Samalona dan Pulau Kodingareng Keke bayar Rp 800.000,- tanpa life jacket. Sesampainya di Pulai Samalona, kalau mau pakai life jacket, sewa sendiri. Tidak ada fasilitas yang gratis di pulau itu. Buang air kecil bayar, tukar pakaian saja bayar, apalagi mandi, juga bayar. Apakah memang begitu ya ? 
Jika di zoom, akan terlihat sampah dimana- mana...
Belum lagi, sungguh disayangkan, banyaknya sampah akibat ulah manusia. Mereka datang bawa makanan dan minuman tapi tidak membawa pulang sampahnya. Di Pulau Kodingareng Keke penuh sampah. Termasuk saat berenang disekitaran Pulau Samalona, tiba- tiba muncul sampah- sampah yang mengalir begitu saja. 

Ketika mau masuk ke Benteng Rotterdam di Makassar, setelah isi daftar nama, tiba- tiba petugasnya bilang, minta sumbangan, berapa saja, terserah. Hah??!!!! Padahal masuk kedalam benteng, tidak ada biaya sama sekali. 
Pulau Kodingareng Keke yang bersampah...tapi tidak bertuan...
Dan pengalaman aku traveling dalam negeri, entah dimanapun itu, kalau beli souvenir pasti mendapatkan harga lebih mahal. Mungkin, mereka pikir aku adalah turis dari luar negeri yang siap digorok lehernya. Begitu aku bilang, aku ini orang Indonesia, barulah, harganya turun. Kan kasian turis manca negara. Bagaimana kita bisa maju? Mungkin, demikian halnya, saat makan, mereka berasumsi, turis - turis ini hanya akan datang sekali, kalau tidak naik untung banyak, kapan lagi? Sungguh menyedihkan, kalau pemikiran seperti ini. 

Aku kan keturunan Cina, BISA SAJA, teman- teman lain ( pribumi ) tidak pernah mengalami pengalaman seperti ini. 

Padahal, alam Indonesia sungguh indah. Alam Indonesia sungguh tiada tandingannya. Alam Indonesia kaya akan segalanya. 

Aku tidak bermaksud menjelekkan tanah aku berpijak dan aku bertumbuh besar, tempat dimana aku mencari nafkah dan hidup, tempat dimana aku menghirup udara. Aku hanya kecewa dan kesal. Sebegitunya pariwisata kita? Entah salah siapa? Entah mau bagaimana? 

Sejauh pengalaman aku traveling keluar negeri, harga makanan sama untuk semua orang. Dari pusat kota hingga pusat wisata. Paling beda, harganya lebih mahal sedikit saja. Bukan sampai puluhan persen bahkan bisa ratusan persen. 

Ini hanya pengalaman aku. Belum tentu pengalaman ini mewakili apa yang terjadi. Jika, kamu merasa tidak demikian, syukurlah, berarti kejadian seperti ini tidak berlaku sepenuhnya. Dan semoga, kamu tidak mengalaminya. 

Tentu, harapan terbesarku, adanya perubahan yang berarti ke arah yang lebih baik, sehingga pariwisata kita bisa jauh berkembang dan menandangi tetangga- tetangga kita. Amin.

With Love,

@ranselahok

---semoga semua mahluk hidup---




Share on Google Plus

About ranselahok

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

3 komentar :

  1. *OOT Dek, blognya sekarang makin cakep, ya. Views pun dah hampir tembus sejuta. Aku jadi silent reader-mu di medsos. Keep blogging always! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak.. Dukungan seperti ini sangat berarti buat aku... terima kasih ...

      Delete
  2. Mahal banget ya 200 ribu cuma dapat makanan itu.
    Pulang-pulang ke rumah langsung mampir ke tempat fast food, borong banyak seharga 200 ribu :D

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Popular Posts