Mei 2017.
Nah selama 3 hari 2 malam di Chengdu, aku main ke beberapa
tempat yang menurutku prioritas deh. Dengan waktu sesingkat itu, sebenarnya
kurang puas untuk mengeksplore satu kota. Tapi ya sudahlah, manfaatkan waktu
yang ada semaksimal mungkin.
Kota Chendgu yang rapi, bersih dan tertata. |
Setelah checked in di Mrs. Panda Hostel ( bisa baca disini ),
hal pertama yang aku lakukan adalah cari makan. Erhmm.. kan 3 hari kemaren,
sejak hari pertama naik kereta dari Lhasa, bisa dikatakan belum makan. Yalah,
cuma biskuit dan pop mie sehari sekali saja. Bisa baca disini.
Banyak sekali atraksi dari anak muda Chengdu.. |
Dari hotel, aku jalan kaki ke arah Hong Xin Road, sekitar 20
menit jalan kaki. Okey disini, menjadi pusat keramaian. Anak mudanya banyak.
Mall bergengsi. Restoran banyak bertebaran. Tempat shopping kelas atas. Dan
jika sudah ada di Chengdu, makanan yang wajin dicoba adalah hot pot-nya.
Makan Hot Pot// |
Aku
makan di Wonderful Hot Pot di Mall Silver. Bayar 68 CNY per orang. Makan
sepuasnya. Semacam Hanamasa kalau di Indonesia. Buat lidahku, kurang cocok. Ya
gak salah sih kalau untuk mencobanya. Banyak restoran yang menawarkan hot pot.
Aku lihat sih, harganya hampir sama.
Entah dimana saja, pasti ramai. Orang lalu lalang. Ya, anak-
anak muda Cina, yang katanya kaya- kaya itu. Pas aku disana, sedang ada
pre-event untuk satu acara dari salah satu radio terkenal di Cina. Siapapun,
boleh ikutan event itu. Buat sekedar berfoto dan sebagainya.
Artinya, aku sedang berada di Chengdu... |
Panda sebagai icon kota Chengdu, jelas terlihat dipusat
keramaian tersebut. Ada panda besar yang berdiri ditengah dan ada satu panda
yang sedang memanjat keatas gedung, yang kelihatan hanya pantat pandanya saja.
Mau kesini sih gampang banget, ada Metro line. Kawasan ini ternyata besar
sekali. Dan keramaiannya merata disetiap sudut jalan. Aku sendiri, eksplor
sampai setiap jalanannya. Hahahaha…
Panda sedang memanjat.. |
Yang tidak boleh dilewatkan adalah melihat panda aslinya di
Giant Panda Research yang berjarak 30 menit perjalanan dari hostel ini. Kamu
bisa pergi sendiri naik bus, seharusnya. Tapi karena dari pihak hostel ada
penawaran harga bagus, aku pakai jasa dari mereka saja. Sudah termasuk transport
pulang pergi dan tiket masuk. Aku bayar 120 CNY per orang. Karena rasa letih
dan lelah yang masih terasa dari sisa perjalanan di Tibet dan perjalanan 44 jam
naik kereta api tersebut. Harga asli tiket masuk per orang 60 CNY. Paket yang
ditawarkan itu adalah paket setengah hari. Jadi jam 11 siang sudah jalan pulang
lagi ke hostel.
Turis sedang antri mobil, aku pilih jalan kaki... di dalam Giant Panda Research.. |
Betul kata pihak hostel, untuk kunjungi panda, waktu yang
cocok adalah pagi hari. Kalau bisa lebih pagi kesana. Biar bisa melihat panda-
panda itu sarapan pagi. Sarapan? Iya, sarapannya, bambu. Kalau sudah lewat jam
makannya, panda – panda itu kebanyakan sudah tidur, sudah malas- malasan.
Sedang sarapan.. |
Aduh, sumpah, ngakak lihat panda – panda itu bertingkah.
Setelah kenyang makan, mereka itu ya, sebelum bermalasan tidur- tiduran, mereka
itu main dulu. Saling ganggu satu dengan lainnya. Ada saja tingkah panda yang
buat ngakat pengunjung pagi itu. Malahan ya, yang paling buat tertawa geli
ketika 2 ekor panda saling mesra- mesraan, manja-manjaan, saling mengganggu.
Jangan lupa, ambil peta lokasi Giant Panda Research.
Sedang bermesraan.. |
Setelah diantar pulang ke hostel, waktu sudah menunjukkan
jam 11.30. Manfaatkan wifi hostel untuk mencari informasi tempat yang bisa
dikunjungi setengah hari dan berada ditengah kota. Dengan catatan, ada akses
mudah menuju ke sana.
Suasana di dalam Jin Li Street. |
Pilihannya adalah Jinli Street. Kawasan belanja yang ramai
turis lokal maupun asing itu boleh kamu kunjungi. Yang aku suka kawasan ini,
bangunannya yang masih kental dengan nuansa Cina jaman dulu. Sepanjang kawasan
tersebut, yang ditawarkan sudah pasti restoran, jajanan, jual souvenir, ada taman
dan arsitektur bangunannya yang menarik mata.
Jin Li Street. |
Dari hostel, jalan kaki ke Bin Jiang Street, cari bus stop,
tunggu bus no.182. Bayar 2 CNY per orang, kamu akan langsung diantar sampai
didepan Wu Hou Temple. Loh kok Wu Hou Temple? Jinli Street tepat berada
disebelahnya vihara ini. Jadi sekali dayung 2 pulau terlampui, begitulah kira-
kira. Jalan – jalan di kawasan Jinli Street, mungkin bisa habiskan waktu
minimum 2 jam kali ya. Atau bisa lebih buat kamu yang betah keliling. Kawasan
ini luas sekali. Aku sempat coba makan mie lokal Chengdu. Entahlah, lidahku,
untuk mie ini juga kurang cocok. Kalau coba juice mangga sih aku suka.
Jin Li Street. |
Sedangkan untuk Wu Hou Temple, kalau kamu mau masuk, harus
bayar 60 CNY per orang. Komplek ini sangat luas. Lebih tepatnya, tempat ini
semacam museum sih, menurutku. Kuil ini dibangun untuk menghormati Zhu Ge
Liang, seorang Perdana Menteri dan Penasihat terkemuka di era Kaisar Liu Bei
pendiri kerajaan Shu.
Wu Hou Temple. |
Sebelum menginggalkan Chengdu dihari terakhir, aku putuskan
untuk kunjungi Le Shan Ta Fo – Giant Buddha yang terletak di kota Le Shan, 2
jam perjalanan naik bus dari Chengdu. Tinggal ngesot saja ke sebelah hostel,
terminal bus antar kota. Beli tiket dilantai 2. Bayar 53 CNY per orang. Kebetulan
waktu itu, jam-nya pas. Tidak perlu tunggu lama, bus tipe minivan isi 6 orang
langsung berangkat ke Le Shan.
Pagi itu, hujan deras melanda kota Chengdu hingga Le Shan. Untungnya,
ketika sudah tiba di Le Shan Ta Fo, hujan berhenti. Oh ya, kalau mau kesini,
ada baiknya kamu cari bus yang langsung dari Chengdu ke Le Shan Ta Fo, jangan
naik bus yang cuma sampai ke terminal Le Shan saja. Kamu harus naik bus umum
lagi ke Le Shan Ta Fo. Repot.
Aku diturunkan dipinggir jalan, sudah dikawasan Giant
Buddha. Aku sih kemaren tidak baca review-an tentang cara ke Giant Buddha. Dari
pengalamanan aku ini, aku cerita deh. Supir minivan itu akan minta kamu pindah
ke mobil kecil. Kamu akan diantar sampai di dekat pintu masuk utama. Ini
tumpangan gratis.
Begitu turun, kamu akan langsung ditawarkan tiket pulang ke
Chengdu. Mereka akan bilang, bus ada jam 3, jam 4 dan jam 5. Tergantung kamu
keluar jam berapa, bus jam berapa-pun boleh kamu naik. Nah, disini, sebenarnya
tidak perlu. Maksudnya tidak perlu ikut naik mobil gratis tersebut ke atas.
Giant Buddha.. view dari samping tangga. Foto diambil, sembari tangan gemetaran... |
Karena, kamu tinggal jalan kaki saja beberapa saja ke arah
atas, sudah ketemu pintu masuk ke Giant Buddha. Kalau kamu ikut naik tumpangan
gratis itu seperti aku, bisa juga. Tapi dari pintu masuk utama itu, harga
tiketnya jadi mahal, bayar 80 CNY + 90 CNY = 170 CNY per orang. Dimana 80 CNY
untuk melihat objek wisata lainnya, baru kemudian yang tiket 90 CNY khusus
untuk masuk ke kawasan Giant Buddha.
Nah, karena tujuanku memang ke Giant Buddha, ngapain bayar
esktra 80 CNY. Karena tidak bayar tiket yang 80 CNY, tidak bisa masuk dari
pintu utama sini. Jadi, jalan kaki turun lagi kebawah sekitar 1,5 KM sampai
dipintu masuk khusus ke Giant Buddha. Pahamkan maksudku tadi, untuk apa ikut
tumpangan gratis itu ke atas? Toh kamu harus jalan kaki turun ke bawah lagi.
Kecuali kamu memang mau eksplore dari objek wisata yang ditawarkan dari pintu
masuk utama tadi.
Antri untuk turun ke bawah... |
Tidak perlu khawatir soal beli tiket pulang balik ke
Chengdu, dekat pintu masuk maupun pintu keluar timur dari Giant Buddha, banyak
kok yang tawarin tiket bus pulang. Harganya sih aku tidak tahu berapa, tapi aku
beli sama yang menawarkan tiket pas turun dari mobil tumpangan diatas, bayar 50
CNY.
Mau ke Le Shan Giant Buddha, ada baiknya datang lebih pagi.
Biar tidak terburu- buru dan bisa lebih menikmati. Antrian untuk turun ke bawah
melihat secara utuh Giant Buddha itu butuh waktu 1 jam loh. Belum lagi kamu
harus naik mendaki ( pakai tangga ), tetap butuh waktu kan?
Tangga turun ke bawah... |
Aku sendiri, datangnya sudah siang. Dan harus berburu waktu
karena mau kejar pesawat malam buat pulang. Jadinya, aku seadanya saja. Ikutan
antri turun kebawah. Selebihnya, pemandangan dan objek lainnya, aku sudah tidak
menikmatinya lagi.
Akhirnya, di bawah juga.... |
Sudah sampai disini, ya wajib turun-lah. Le Shan Ta Fo,
kerap dijadikan tempat syuting film Cina. Aku sendiri tertarik kesini, juga
karena rekomendasi dari film yang aku tonton.
Kamu juga bisa ambil paket kapal yang akan membawamu keliling, pastinya, melihat Giant Buddha lebih dekat lagi, tapi tidak bisa turun dan mendekat ke Giant Buddha-nya. Hanya boleh di kapal saja.
Puas? Tidak … Masih banyak tempat lain yang bisa dikunjungi.
Keterbatasan waktu memang menyebalkan. Hahahah… Mungkin, suatu hari lagi, jika
punya kesempatan, aku akan balik ke Chengdu.
With Love,
@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---
Terima kasih ya.Jadi punya gambaran mau kemana di Chengdu,sebelum ke Lhasa.InsyaAllah maret 2020 nanti.
ReplyDeleteInsyaAllah Maret 2020 akan ke Chengdu lalu lanjut ke Lhasa.Jadi punya gambaran mau kemana aja di Chengdu selama 4 hari 3 malam.Tq ya
ReplyDelete