Sudah siap atau belum untuk sukses?


Sepertinya sebuah kesukesan memang sudah menjadi tujuan akhir  hidup  semua orang yang ada dimuka bumi.. Terlepas dari arti kesuksesan itu sendiri bagi setiap individu yang berbeda - beda. Tapi  umumnya adalah sukses berkaitan erat kemapanan, materi, masa depan hidup yang cerah, posisi dan jabatan yang bagus, nama dan popularitas dan sebagainya.

Tidak sedikit dari kita atau boleh dibilang hampir semua dari kita, mengharapkan kesuksesan menghampiri kita semua. Ketika waktu sekolah dulu, sering ditanya, apa cita- cita kamu jika sudah besar nanti? Ada yang bilang ingin menjadi Presiden, ingin menjadi Dokter, ingin menjadi Arsitek, ingin menjadi Pilot, ingin menjadi ini, ingin menjadi itu, yang intinya adalah ingin  menjadi orang yang sukses. Cita- cita menjadi Presiden, Dokter, Arsitek, Pilot dan sebagaianya adalah tidak terlepas dari arti kata sukses dalam arti  kemapanan dan  materi .Bahkan ada juga sebagian orang yang terang-terangan mengatakan ingin menjadi orang suskes. Semua itu sah - sah saja.

"Karena Semua Orang Berhak untuk Sukses..."



Sejak kecil, waktu kita masih duduk dibangku sekolah dasar, kita sudah disuguhi berbagai pertanyaan - pertanyaan masa depan kita. Kita secara tidak sadar sudah ditanamkan dan dibombadir pikiran kita, bahwa kita itu harus menjadi orang yang sukses. Menjadi suatu keharusan dalam hidup bahwa kelak , kita besar nanti , kita harus sukses. Terlebih lagi adalah dorongan orangtua dan latar belakang hidup masing- masing individu yang berbeda.

Dalam setiap doa orangtua untuk anaknya, pasti tidak terlepas satu kalimat doa " Semoga anak saya menjadi orang yang sukses " diluar dari serangakian kalimat doa yang dipanjatkan. Bagi yang merayakan ulang tahun, baik merayakan bersama keluarga, teman- teman satu geng atau teman - teman kantor, pasti ada kalimat doa " semoga sukses ya ". 

Setiap kali ada perpisahan yang terjadi, perpisahan apapun, pasti juga ada kalimat doa " semoga sukses ya ditempat yang baru ". Atau jika dalam pertemuan keluarga , apalagi sudah lama tidak bertemu, selalu terselip kalimat doa " semoga sukses ya". 

" Makin sukses saja nih, semoga sukses terus ya dan berbagai variasi kalimat sukses lainnya untuk orang yang sudah sukses, tengah menikmati kesuksesannya, yang sedang mau menuju kesuksesan sampai yang belum  sukses " menjadi tradisi yang memberi energi positif bagi orang yang didoakan. Disini, saya bukan membahas masalah kesuksesan itu, apalagi cara mencapai kesuksesan, karena tidak akan  ada habisnya jika membahas itu. Setiap individu dengan individu yang lain berbeda juga mengartikan kata sukses dalam kesehariannya. Berbeda juga , cara masing - masing orang dalam mencapai kesuksesannya. 
Tapi .. Apakah kita sudah siap untuk sukses?
Banyak sekali kisah hidup yang ada disekitaran kita. Tentang teman- teman kita sendiri, saudara - saudara kita, temannya teman kita, saudaranya saudara kita, teman lama, saudara jauh. Siapalah gitu. Yang memang sudah sukses , yang memang dari sononya keluarga mereka sudah sukses, yang dari biasa- biasa saja kemudian sukses karena kerja keras, yang mendadak sukses karena satu hal, yang sudah sukses kemudian tambah sukses. 

Tidak sedikit juga dari mereka yang sudah meraih kesuksesan dari hasil jerih payahnya atau sukses karena faktor lainnya, terbawa arus kesuksesan yang membuatnya lupa diri, sehingga jalan terakhirpun dilaluinya, terjebak dalam kesuksesan itu sendiri, yaitu kembali ke titik awal yang malahan lebih parah.

Pernah tau cerita tentang pemenang lotere milyaran rupiah kemudian jatuh miskin ? Pewaris kekayaan orangtuanya yang menghabiskan seluruh aset keluarga dan jatuh miskin? Cerita tentang kekayaan yang membutakan mata hati si anak yang mengusir orangtuanya sendiri setelah mendapatkan harta? Atau jatuh miskin karena ditipu mitra bisnis? Kesuksesannya tiba - tiba saja lenyap karena tidak tau mengatur apa yang sudah didapatkannya? Atau Anda ( pembaca artikel ini ) pernah mendengarkan kisah yang lebih memilukan lagi yang bahkan kadang nyawa juga sebagai taruhannya.

Kesemua kisah diatas itu bisa terjadi menurutku karena belum adanya persiapan kita untuk sukses? Lha .. apa hubungannya ? Apa perlu persiapan hanya untuk sukses saja ? Tentu.. apapun itu dalam hidup, harus ada persiapan, sering dengar bukan, sediakan payung sebelum hujan, buatkan rencana A,B,C dan sebagainya.

Persiapan diri seperti moral, mental, manajemen diri terhadap pengaturan materi , terhadap kepuasan diri, terhadap lingkugan dan keluarga. Moral sebagai acuan paling penting, karena kita tidak ada moral, kita lupa akan agama dan moral, kita akan lupa diri, lupa pada keluarga dan lingkungan yang akhirnya yang muncul hanya egoisme, keangkuhan, kesombongan yang menjadi raja dalam diri. 

Mental akan kesuksesan diperlukan agar kita siap menghadapi kesuksesan yang datang menghampiri. Tidak terkejut batin yang akhirnya lupa diri , bagaimana menikmati dan menyiasati kesuksesan yang datang itu. Terlebih lagi adalah, kita harus bisa mengatur manajemen diri kita, harus persiapkan pengaturan diri ,  dan kepuasan batin . Mempersiapkan diri sebagai seorang yang pintar, punya wawasan yang luas dan yang peka terhadap pendidikan, peka terhadap situasi yang semuanya bisa menjadi bekal kita dalam menjalani kesuksesan kita nantinya. Tidak bisa tertipu, mengerti pengaturan keuangan, tahu yang mana penting dan tidak penting, yang perlu dan tidak perlu dan  tidak serta merta menghabiskannya secara berfoya- foya. 

Ayo.. persiapkan diri masing- masing untuk sebuah kesuksesan yang sudah ada didepan mata kita? Jangan sampai kesuksesan itu yang justru membuat kita jatuh terpuruk lebih parah kedalam pahitnya kehidupan ini. Amin..

With Love,

Husin Peng 
---Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia ---
Share on Google Plus

About ranselahok

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar :

  1. setiap orang berhak sukses, tapi hanya yang yakin aja yang bisa mendapatkan haknya. kadang ada juga yang ngerasa, ah, yang lebih bagus hokinya si A. kalo aku cuma gini2 aja. padahal ya sesuai dengan kerja keras dan doa juga.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Popular Posts