Kisah Nyata : 2 kenyataan hidup pahit seorang wanita mapan

Bukan mau kepo untuk campur urusan orang lain. Bukan juga kepo mau menceritakan kisah hidup orang lain terlebih ditulis kayak gini. Tidak ada maksud apa-apa. Saya hanya ingin bercermin dari kisah hidup yang dialami oleh orang yang kebetulan saya kenal. Yepps.. kenal dekat sih tidak, akrab juga tidak terlalu. Tapi belakangan ini, karena banyak kerjaan yang melibatkan kami berdua, jadinya tahu sedikit banyak tentang kehidupannya. Lagi, seorang wanita paruh baya, sudah mapan, berkeluarga , suami kaya dan 2 orang anak yang mulai besar.

Sebut saja dia itu Meri. Dia sendiri mempunyai bisnis yang dikelolanya. Bisnisnya lumayan berjalan dan tergolong cukup sukses. Disamping bisnis suaminya yang bagus. Secara materi, keluarga ini lebih dari kata bercukupan. Dari kasat mata sebagai orang luar, banyak yang iri ( secara positif ) keluarga kecil ini. Harmonis, rukun dan saling mendukung satu sama lain. Tercermin keluarga bahagia, keluarga idaman bagi semua orang.

Kemudian, si suami, suka melakukan pengembangan bisnis diluar dari bisnis utamanya dan kebetulan bisnis kali ini, saya sedikit terlibat diawal pembangunannya. Tidak tahu bagaimana ceritanya , yang akhirnya ,  Meri juga ikut ambil bagian dalam bisnis ini. Singkat ceritanya, setelah bisnis baru ini dibuat, keharmonisan rumah tangga sedikit ternoda. Tidak tahu apa penyebab utamanya? 

Oh ya.. Meri pernah mengalami sakit parah sampai harus di kemo berkali - kali beberapa waktu lalu. Bahkan harus dilarikan ke rumah sakit luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang menurutnya lebih baik. Sakitnya Meri, sanggup membuat sang suami meninggalkan semua pekerjaannya, meninggalkan segala kesibukannya hanya untuk menemani Meri mendapatkan perawatan. Mendapatkan dukungan penuh dan perlu pengorbanan yang luar biasa, membuat Meri sangat terharu dan menyatakan , suaminya sangat mencintainya. 

Banyak hal yang kemudian berubah. Meri tidak bisa fokus pada bisnisnya. Begitu juga si suami. Mereka harus tinggal diluar negeri dalam waktu cukup lama. Keadaan ini membuat suami menjadi kerepotan. Sampai akhirnya, Meri dinyatakan sudah mulai membaik dan diperbolehkan kembali ke Indonesia. Tapi setiap 3 minggu sekali harus kembali melakukan medical check up. 

Keharmonisan rumah tangga yang mulai terkikis dirasakan setelah Meri mulai beraktifitas. Intinya , setiap hari, terjadi pertengkaran dalam rumah tangga. Ya.. awalnya masih seperti keluarga pada umumnya, pasti ada adu mulut dan beda pendapat. Tapi lama- kelamaan, tidak berhenti, bahkan makin parah. Semua unek- unek sang suami mulai dikuak, dari semua pengorbanan yang diberikannya selama Meri sakit. Dari hal kecil, kemudian perbincangan berubah arus menjadi pertengkaran yang luar biasa. Dari bahasan pekerjaan , malah berubah menjadi adu mulut yang penuh amarah.

Belum pernah terjadi kekerasan dalam rumah tangga, semoga tidak pernah terjadi. Tapi makin hari, kesalahpahaman makin terjadi. Bahkan suami sanggup mengucapkan kata cerai kepada Meri. Tidak tahu , siapa salah siapa benar? Tidak tahu apakah itu hanya gertakan si suami saja? Atau memang si suami sudah tidak tahan lagi ? Atau memang ada sesuatu dibalik itu semua ? Apa itu ? 

Sisi Meri, coba bayangkan bagaimana perasaan dia ya? Mungkin hanya bisa menangis saja. Dalam keadaan kondisi fisik yang belum stabil dan belum sehat sepenuhnya, harus menghadapi kenyataan hidup seperti itu. Apalagi, dia juga ikut terlibat pekerjaan bisnis dia sendiri dan bisnis baru suaminya. 

Saya sendiri kurang mengerti masalah seperti ini. Tapi, bukankah hidup ini harus bahagia? Bukankah dalam berkeluarga itu sebelumnya sudah ada komitmen dan sudah ada landasan cinta yang menyatukannya. Cerita kisah hidup Meri sampai disini saja. Harus kuat menghadapi dua kenyataan bahwa dia itu harus berjuang keras melawan penyakitnya sendiri kemudian harus menerima kenyataan kehidupan dalam keluarganya yang belum jelas arahnya. Sudah bisa dibayangkan, bagaimana kenyataan hidup yang harus dihadapi dia. Saya sih berdoa, semoga mereka, keluarga tetap utuh. Bisa rukun kembali dan bisa harmonis lagi. Paling tidak, berpikir demi anak - anak. Amin...
With Love,

Husin Peng
---Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia---

Share on Google Plus

About ranselahok

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

14 komentar :

  1. Tu sdah sob
    Orang bilang pertengkaran dlam keluarga adalah bumbunya berumah tangga :(hahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya semoga bumbu itu bumbu manis yang membuat semakin harmonis yaa.. bukan bumbu pedas.. xixixixi

      Delete
  2. Semoga saja mereka kembali rukun. Kalau sahabat bisa tahu permasalahannya mungkin bisa mendamaikannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sih ada usaha dari porsi yang aku bisa bantu. tapi ini urusan RT , orang luar tidak boleh terlalu ikut campur... ya ga sih

      Delete
  3. Amiiinnn..
    hanya bisa berdoa juga semoga mereka masih tetap bersatu, dan keluarga-keluarga lain diluar sana yang juga dilanda masalah yang sama semoga mendapat keberkahan di bulan Ramadhan ini. Aminnn..
    :D

    ReplyDelete
  4. terkadang kita sulit untuk membedakan yang mana ketulusan dan keterpaksaan,yang pada akhirnya bisa menyakiti perasaan.Semoga mereka bisa kembali saling melengkapi.

    ReplyDelete
  5. obat penyakit jantung23 November 2013 at 15:00

    kita kadang jga sulit untuk menbedakan ketuusan jga keterpaksaan.namun muga2 dapat saling untuk melengkapi di antara ke dua insan.

    ReplyDelete
  6. semoga bisa dapat melewati semuanya

    ReplyDelete
  7. bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih baik dan lebih peduli dengan orang lain. thxy

    ReplyDelete
  8. Terima kasih atas infonya ...
    Salam kenal ...
    jangan lupa kunjungin balik ya ...

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Popular Posts