Hostel Di Brussels, Belgium.

Tanggal 18 April 2018

Setelah melewati imigrasi Belanda dengan hati yang sangat lega, bisa baca disini, kenapa? Selanjutnya adalah ambil ranselnya ahok, yang beratnya tidak ketulungan. Padahal yang dibawa cuma sedikit loh, tapi beratnya 18 kg. Bongkok deh yang ada. Untuk itu, kepada teman- teman yang baik hati dan sangat perhatian, terima kasih banget untuk tidak dimintain titipan beli ini- itu, karena untuk membopong ransel yang isinya cuma pakaian seharian saja, aku kewalahan, apalagi mau tambah titipan belanjaan kamu. Mending, begitu belanja langsung pulang, ini mau keliling, hadeh... KASIHANILAH AKU... AKU TIDAK OPEN PO... 
Sekitaran Grand Palace.
Selanjutnya, harus tunggu datangnya pagi, tunggu Flix Bus jam 6.10 pagi tujuan Brussels, Belgium. Sesuai arahan yang di-email dari pihak bus, aku diminta untuk tunggu bus di line C, tapi tidak ada plang yang menunjukkan flix busnya berada. Plangak- plongok dipagi buta yang dingin, aku menunggu dengan tidak pasti, busnya mana? Khawatir akan ketinggalan bus, karena waktu itu, sudah 6.05, bus belum datang juga. Apakah aku menunggu di tempat yang salah? Kemudian ketemu 3 orang asal Russia, yang juga menunggu bus yang sama dan sama- sama bingung. 
Urban City Hostel.
Busnya tidak tepat waktu. Busnya datang lewat dari jadwal. Yang pasti, pagi itu, Flixbus membawaku ke Brussels dengan menempuh 2 jam perjalanan. Harga bus dari Bandara Schiphol ke Brussels, aku bayar Rp 193.333,- atau 11,24 Euro. Bus berhenti di Brussels North Train Station, yang mana jauh banget dari hostel. Hahaha.. Salah perkiraan. Waktu pesan hostel, lihat jarak dari google maps, sih dekat. Hahaa, setelah dijalani, amsiong coy...  Ya tergantung juga sih kamu tinggalnya dimana. 
Urban City Hostel
Aku sih nginap di Urban City Hostel, yang mana sebenarnya lebih dekat ke South Train Station, lebih dekatnya juga beda 10 menit doang. Hikss.. Oh ya, Flix Bus dari Bandara Schiphol itu kalau ke Brussels memang berhenti di North Station. Jadi, intinya, pilih penginapan terdekat dengan station-lah. Tapi entah juga, buat kamu yang biasa naik taxi, jarak bukanlah kendala. 
Urban City Hostel.
Aku 3 malam di Brussels. Artinya nginap di hostel ini 3 malam. Aku bayar 65 Euro untuk 3 malam, bayar ditempat, booking via Agoda. Tidak ada sarapan. Wifi gratis, tanpa buffering. Living room sih nyaman. Akses keluar masuk pakai key card. Bersih. Ada outdoor juga buat duduk- duduk santai. 

Urban City Hostel bagian dari Hotel BRXXL5. Receptionist-nya ada di Hotel. Kamu tidurnya di bagian hostel. Hahaha.. Untuk fasilitas, harusnya hotel lebih baguslah. Naik turun pakai lift. Walaupun begitu, yang nginap di hostel, boleh pakai living room-nya juga. 
Urban City Hostel
Kamar sih okey. Lega. Ada loker. Bawa gembok sendiri ya. Kamar mandi bersih. Air panas tersedia dengan shower. Yang buat mampus adalah tangganya, terutama yang kebagian kamar lantai 4. Kalau kata mereka, itu sih tangga jahanam. Anjritt... menjulang naik ke atas, tanpa basa- basi, total 81 anak yang harus kamu injak jika kamu mau sampai di lantai 4. Bawa diri saja sih enteng. Bopong ransel depan belakang, ngap coy, rasanya nafas tinggal sehembus. 

Oh ya, yang kupingnya tahan sama berisiknya orang- orang Brussels lagi ngumpul, kamu sih bisa nginap disini. Kalau tidak, sebaiknya, cari tempat lain. Yups, tepat diseberang hostel ini, banyak restaurant gitu. Ada yang sudah mulai gelar kursi dari pagi ke pagi. Ada yang baru gelar kursi setelah jam 6 sore sampai ke pagi. Bayangkan, mereka ngobrol, ketawa terbahak- bahak dan sebagainya. Aku sendiri, tidak pernah ada masalah terkait ini. Tidur ya tidur saja, pulas sampai pagi. 

Dari hostel, mau kemana- mana sih gampang dan tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. Situs wisata seperti Grand Palace bisa dicapai dengan jalan kaki. Lagian, menurutku sih, Brussels itu ya seputaran sana saja. Aku, seperti biasanya, bukan yang tipe, buat itinerary khusus untuk setiap traveling. Aku hanya jalan kaki, jalan sesampainya kaki dimana berhenti. 
Grand Palace.
Keliling Brussels, pengalamanku sih okey - okey saja. Bersih. Tidak terlalu banyak mobil. Kebetulan, beberapa ruas jalan utam sedang diperbaiki. Begitupun, masih bersih dan tidak amburadul. Sebagaimana seperti kota- kota lainnya di Eropa, arsitektur bangunan Brussels ya seperti itu. 
Sudut kota Brussels.
Aku didekatin 3 kali oleh 3 orang yang berbeda, dengan akting pura- pura mabuk, sok mau bantuin dan mau tanya jalan. Aku cuekin saja. Entah-lah, katanya itu yang harus kamu lakukan, cuekin saja jika ada orang aneh seperti mendekatimu. Alasannya, keselamatan jiwa dan raga. Lebay ya...

Aku tidak banyak mendatangi situs- situs yang katanya wajib didatangi kalau sudah ke Brussels. Aku lebih banyak jalan menyusuri lorong- lorong yang tidak ada orangnya. Setelah sadar, baru putar balik. Aku sendiri tidak bisa membedakan, mana asli orang Belgia, mana yang bukan? Hahaha.. Bahasa yang sering aku dengar, kalau tidak Jerman, ya Perancis. Walau, aku sendiri tidak mengerti, mereka lagi ngomongin apa, termasuk tetamu hostel dan hotel. 
Snack Brussels.
Tentu, mata uang yang bisa dipakai Euro. Aku keseringan makan crossant selama di Belgia. Memang sudah doyan crossant dari sananya. Jadi tidak terlalu ribet kalau mau makan. Udaranya, masih tergolong dingin, sejuk dan ber-angin. Masih dibawah 20 derajat. Panas matahari sih menyengat, tapi tidak buat badan kamu kepanasan, apalagi sampai bau matahari, kayak macam naik motor di Jakarta 1 jam saja. Hahahaha... Katanya, kudu cobain snack semacam waffle gitu. Oke-lah rasanya.
Town Square
Untuk urusan perut, ada McD, terus banyak yang jualan kebab dan sejenisnya. Gampang cari makanan kayak dari Turki gitu. Harusnya tuh halal kali ya. Buat yang wajib makan nasi, di restoran Turki, ada pilihan nasi. ( Tapi, aku gak tahu pasti deh, itu restoran Turki atau bukan ya, maksud aku sih makanan asal Timur Tengah atau semacamnya.. ).

Entah turis apa orang lokal, yang pasti bule gitu perawakannya, mereka suka banget ya ngumpul- ngumpul di town square dekat McD. Duduk- duduk sambil jemuran begitu. Matahari sih memang terik, tapi ya itu, tidak buat kepanasan. Di Grand Palace juga sama, pada duduk- duduk sembari menikmati hidup.

Oh ya, didekat Grand Palace, ada sebuah patung, yang nempel ke dinding, patung seorang wanita sedang tiduran. Nah, semua turis pasti ngantri, selain buat foto dengan patung tersebut, para turis juga mengeluskan tangannya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki patung itu.

Kalau sudah bosan foto- foto di Grand Palace, jalan- jalan santai-lah, keluar masuk toko souvenir. Untuk kamu yang suka nongkrong sambil ngebeer, atau sekedar ngopi, kayaknya, cocok deh. Tinggal pilih mau nongkrong di cafe yang mana. Duduk, kemudian nikmati hidupmu. Sederhana... 

With Love,

@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---

Share on Google Plus

About ranselahok

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts