Tanggal 21 Agustus 2016
Rate 1 Baht = Rp 400,-
Aku skip deh postingan tentang trip Jepang yang masih panjang, termasuk trip ke Lombok yang belum sempat aku mulai sama sekali. Oh ya, ada trip Saroong Goes To Jiran yang entah bagaimana menyelesaikannya. Huhh… banyak sekali hutangku pada blogku ini.
Lobby hostel |
Aku tancap gas dan lompat deh ke trip ke Bangkok. Trip ini memang sudah direncanakan 9 bulan lalu, ketika Airasia menggelar promo big 0 point. Pilihan ke Bangkok hanya karena ingin kembali melengkapi sisa perjalanan yang pernah ada dan janji itu. Walaupun, akhirnya, perjalanan yang aku jalani sekarang ini, hanya bisa melengkapi apa yang kurang tanpa bisa menetapi janji itu sendiri. #Sedihpakaibanget.
Receptionist |
Sekarang sih aku sedang diatas kapal, sedang menyebrang dari Surat Thani ke Koh Phangan. Setelah sebelumnya, semalam naik kereta api dari Bangkok ke Surat Thani sekitar 12 jam, nyambung lagi naik van sekitar 1 jam. Hem, postingan tentang trip ke Koh Phangan, aku buat terpisah deh.
Living room, bagian dalamnya, dapur bersih. |
Lagi pengen share hostel yang aku tempati di Bangkok. Walau, trip ini sudah lama direncanakan, tapi untuk masalah penginapan, baru aku putuskan 10 jam sebelum terbang dari Jakarta. Ngubek – ngubek warung Si Mbah, main kesana- sini, akhirnya, aku ketemulah, Llamur Hostel yang terletak di daerah Phrompong.
Hostelnya masih baru, 6 bulanan. Agak masuk kedalam sih, tapi mudah dijangkau. Kalau pakai BTS, turun saja di Phrompong, nah, turun tangga sebelah kiri. Jalan kaki sekitar 5 menit sih ( kalau aku ya… ). Patokannya, ada Top market, belok kiri lagi, terus ada gang pertama, nah disanalah hostelnya berada.
Tangga naik ke lantai atas |
Daerahnya sepi, jangan berharap seramai di Khaosan. Rasanya sepanjang hari sepi. Terlebih kalau malam. Kalau mau main ke Terminal 21 sih dekat, jalan kaki sekitar 10 menit. Kalau malas, bisa naik BTS naik dari Phrompong dan turunnya di Asok, bayar 15 Baht. Mau sambung MRT juga dari Asok station sini.
Hostelnya, hanya 1 pintu, 4 lantai. Bersih sangat. Heh… aku suka. Living room-nya keren. Free wifi, full ac, receptionist-nya ramah. Keknya ini usaha keluarga gitu. Pas aku tiba, kan panas ya nih Bangkok, rada capek juga karena habis keliling Chatuchak market, aku dikasih welcome drink sama si, tante, yakin deh, kalo tantenya, mama-nya dari Chai yang jadi receptionist saat itu. Makasih yee tante.. Interiornya dominan warna putih dikombinasi dengan warna kayu yang cocok banget buat aku.
Kondisi mixed dorm |
Ada dapur alakadarnya saja, tidak bisa buat masak- masak. Llamur hostel sediakan minum kok. Terus, kalau sarapan, ya juga apa adanya seperti hostel pada umumnya. Dapat roti, butter, pisang, ada kopi dan teh, ada cornflakes dan susunya. Aku sih bilang , okeylah. Toh cuma Rp 135.000,- per malam. Malaman, setelah balik dari Koh Phangan, aku dapat harga Rp 125.000,-
Salah satu hal yang aku suka dari hostel ini adalah kalimat sederhana yang ditempelin disudut- sudut hostel. Walaupun kalimat kutipan, kalimat itu mengingatkan kita kembali. Kalimat sederhana yang menenangkan jiwa.
Kamar mandi |
Tidak sah kalau tidak eksis.... |
With Love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
Nice share mbak
ReplyDelete