Melihat Sejarah Ratusan Tahun Di Tana Toraja.

Aku menutup akhir tahun 2015 lalu dengan melakukan trip Makassar dari tanggal 24- 27 Desember. Perjalanan dari Jakarta sudah dimulai tanggal 23 Desember, begitu pulang kantor, langsung cap-cus ke airport. Tiba di Makassar sudah jam 1 dini hari berikutnya. Tidak mau kehabisan waktu, setelah dijemput teman, kami tancap gas ke Tana Toraja yang menjadi perberhentian pertama trip Makassar. 

Total perjalanan dari Makassar ke Tana Toraja sekitar 10 jam, sudah termasuk istirahat sarapan di kawasan pegunungan daerah Enrakeng. Hanya satu hal yang pasti dan menyenangkan adalah ketika menatap lepas ke arah pegunungan yang menghijau. Gunung Bontokameme menjadi latar pemandangan yang super nyaman pagi itu. Menghirup udara segar dan melepas penat sedari tadi malam naik mobil dari Makassar. Aku pikir, jika kamu melakukan rute perjalanan yang sama, tempat ini wajib untuk dijadikan tempat peristirahatan.
Pegunungan Bontokameme
Sayangnya, apa yang disajikan gratis oleh Tuhan dan begitu megah, tidak diimbangi sama apa yang disajikan pengelola rumah makan yang ada disana. Seperti postingan aku sebelumnya di " Parah, Mahalnya Kuliner Saat Traveling Di Indonesia ". Pasalnya, hanya sarapan 4 mangkok mie instant plus telur dan 2 piring nasi putih plus ayam goreng yang sudah digoreng berkali- kali itu, ditambah 6 gelas teh manis panis dan 4 bungkus kecil kripik pisang, kami harus bayar Rp 200.000,-. Terlalu banget....

Tapi ya sudahlah, begitulah adanya. Perjalanan terus harus dilanjutkan. Sekitar 3 jam kemudian, akhirnya tiba juga di Tana Toraja. Tujuan utama kami ke Rentapoa, ingin melihat barisan rumah adat, Tongkonan dan Kuburan batu Londa. Karena pakai mobil pribadi, rute perjalanan lebih fleksibel dan suka- suka.
Barisan rumah adat , Tongkonan
Terasa badan capek dan lengket, kami memutuskan untuk cari penginapan alakadarnya saja untuk sekedar mandi. Mampirlah di Wisma Maria yang menawarkan harga per malam Rp 137.000,- . Kamarnya standart banget. Tidak ada shower, bak mandinya jorok. Sudah akh, lupakan saja tentang hal yang kurang menyenangkan. Toh artikel aku sebelumnya, sudah bahas semuanya juga.

Sampailah kami di Tongkonan, Kete Kesu. Hari itu tidak terlalu ramai, 99 % turis lokal. Sedangkan hanya kami berlima turis lokal yang sipit. Sebenarnya, niat awal melakukan trip ke Tana Toraja ingin melihat pesta adat yang diadakan setahun sekali yang dikemas dalam Lovely Desember. Ternyata, pesta itu dimajukan 1 bulan lebih cepat, kabarnya karena ada Pilkada. Telan pil pahit deh...


Tiket masuk ke Kete Kesu per orang Rp 10.000,-. Yang bisa kamu lihat didalam Kete Kesu adalah rumah adat khas Tana Toraja, Tongkonan. Bentuk atapnya melengkung meyerupai perahu yang terdiri atas susunan bambu. Uniknya, dibagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan sebagai tempat tidur dan dapur. Tongkonan juga dipakai untuk menyimpan mayat.


Kamu juga bisa melihat kerbau yang berharga milyaran itu didalam Kete Kesu. Kerbaunya gendut banget, kulitnya berbeda dari kerbau yang selama ini pernah aku lihat. Aku tidak tahu, apakah perlu bayar atau tidak, jika ingin tahu duduk diatas kerbau? Tidak ada keterangan, akupun tidak bertanya.


Banyak kios- kios yang jual souvenir dan oleh-oleh khas Tana Toraja. Tidak terlalu mahal sih. Aku sendiri beli 1 buah miniatur Tongkonan ukuran paling kecil seharga Rp 40.000,- dan kaos bertuliskan Tana Toraja seharga Rp 50.000,-. Kedua barang ini selalu menjadi incaran utama aku jika melakukan trip. Boleh dibilang, koleksi-lah.

Kebanyakan turis yang datang, menurutku, hanya datang berfoto - foto saja. Dari 1 angle ke angle lainnya. Dari 1 sisi ke sisi lainnya. Sah- sah saja. Semua orang berlomba mendapatkan pose terbaik sebagai pertanda sudah menapakkan jejak kaki di Kete Kesu.

Kete Kesu sendiri adalah nama satu daerah wisata di Tana Toraja yang terkenal karena rumah adat dan kehidupan tradisional masyarakatnya. Selain dapat melihat dari dekat Tongkonan, kamu juga bisa melihat kuburan batu yang diprediksi sudah berumur 500 tahun lebih. Didalam kuburan batu, tersimpan sisa- sisa tengkorak dan tulang manusia. Kabarnya, ada kuburan megah para bangsawan yang telah meninggal.
Kuburan Batu, Londa
Kami juga sempat mampir ke Kuburan Batu Londa. Aku tidak masuk ke dalam goa. Hanya melihat dari luar saja. Masih terletak disekitaran Rentapoa dan tidak terlalu jauh dari Kete Kesu, tiket masuk kedalamnya Rp 10.000,- per orang. Teman - teman ada yang masuk ditemani seorang tour guide. Didalam, menurut si teman, melihat sisa tulang belulang. Kebetulan pas kami pergi, ada mayat baru.

Intinya, ke Tana Toraja, trip sejarah dan budaya kehidupan masyarakat lokal. Jika kamu, tipe traveler yang doyan sejarah dan bukti sejarahnya, kamu akan merasa cocok datang ke Tana Toraja. Kami hanya sampai jam 5 sore saja di Toraja. Setelah dari Kuburan Batu Londa, kami kembali ke Wisma Maria untuk beres- beres dan sempat mandi lagi.


Oh ya, makan siang kami di Pong Buri. Informasi dari beberapa teman dan setelah tanya- tanya dari orang lokal, Pong Buri memang terkenal. Satu- satunya yang dikejar, Pa piong, daging babi yang dimasukin kedalam bambu dan dibakar. Sudah pasti, ini haram. Lagi, karena kesiangan kesana, kami kehabisan Pa piong. Makan yang ada saja, 6 porsi ikan mas dan nasi putih, kami bayar Rp 155.000,-.

Check out dari wisma Maria tepat jam 5 sore, kami melanjutkan perjalanan ke Tanjung Bira yang terletak disudut lain di Sulawesi Selatan. Butuh 10 jam perjalanan untuk bisa sampai di kawasan Bulukumba. Butuh energi besar dan kesabaran baru lagi untuk bisa menikmati hasil ciptaan Tuhan lainnya. Dari daerah pegunungan perpindah ke wisata pantai...

Tanjung Bira.... I am coming....

With Love,

@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---


Share on Google Plus

About ranselahok

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar :

  1. Harga makanannya ga beda jauh kaya fi jakarta ya. Untuk makanan selain pong buri apa lagi yang khas ?

    ReplyDelete
  2. senengnyaaaa bs main kesini yak

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Popular Posts