Temukan S.H.M.I.L.Y Di Mimpi Sejuta Dollar

Sebelum mengulas lebih lanjut Merry Riana, pertama- tama, marilah kita panjatkan puji syukur atas rahmat kasih Tuhan, sehingga pada hari yang berbahagia ini, kita bisa berkumpul bersama.. Lah… Emang sedang pidato dikelurahan.. Salah..salah.. sorry…


Maksud aku, sebelum lebih lanjut bicara tentang film yang sedang tayang dibioskop, yang terinspirasi dari kisah hidup seorang wanita hebat, Merry Riana, aku mau bilang:

1. Tidak sia- sia, nonton film ini dijam manusia pada umumnya sudah mau bobok. Film ini sebenarnya berdurasi berapa lama ya, kok pas aku nonton, memakan waktu 1 hari. Gak percaya? Hitung ya, mulai nonton jam 10.35 malam hari Jumat, baru kelar nonton jam 00.30 hari Sabtu.. Bukannya ini satu hari? #kabur.. daripada dilempar telur busuk. 

2. Film lokal ( baca produksi Indonesia ) kedua yang aku tonton dibioskop setelah #HabibieAinun dan menjadi film pertama yang membuat aku tahan pipis hingga filmnya kelar.

3. Sayang saja jika melewati setiap scene, penasaran proses hidup seperti apa yang dilalui seorang Merry Riana. Dan hampir sepanjang film, teman sebelah aku, menangis.

4.Menyentuh hati dan memberiku pandangan lain tentang arti sebuah kebaikan. Karena selama ini, aku selalu bersikukuh, didunia ini tidak ada orang sepenuhnya baik dan tulus, kecuali dia ada maksud dan tujuannya. #Alva dan #Irene membuktikannya padaku.

5.Banyak kalimat- kalimat sakti yang sangat memotivasi. Memang, hidup itu masing- masing. Tidak bisa disamakan antara satu sama lain. Paling tidak, pengalaman dan proses hidup yang pernah dilalui seorang Merry Riana menjadi pemantik tersendiri dalam melalui proses hidup selanjutnya.

6.Scene kerusuhan Jakarta, mengingatkan aku, kala itu, sedang ujian kenaikan kelas, antara pergi ujian atau tidak? Termasuk  mengingatkan, keluargaku barusan mengalami musibah, kebakaran hebat dikampung yang menghanguskan rumah kami, dan terpaksa menumpang dirumah saudara untuk waktu yang panjang. Karena tidak punya uang.

7.Scene kerusuhan Jakarta juga mengingatkan, teman satu kelas aku, rumahnya dijarah habis- habisan. Sampai satu sendokpun tidak disisakan oleh para penjarah.

8. Banyak pelajaran hidup yang dipetik dari Merry Riana, perjuangan cinta seorang Alva yang begitu tulus tanpa pamrih, persahabatan sejati dari seorang Irene. Masih bertanya serius, apakah memang ada orang yang begitu baik didunia ini?

9.Scene di Singapore Flyer , saat Alva sms Merry, See how much i love you, kemudian, Alva menempelkan buku SHMILY didinding kapsul flyer , menjadi scene paling romantis.

10.Scene saat Merry, keluarkan isi dompet dan kasihkan ke Alva " Ambil ini dan aku akan mengisinya " menjadi scene paling memukul batin aku.

11.Scene saat Merry morak- marik membuktikan dirinya bisa dan bekerja untuk sebuah yayasan sosial non profit, menjadi scene paling motivasi.

12.Scene saat Alva membantunya lagi saat berada dikantor polisi menjadi scene paling mengharukan 

Bahwa hidup itu berhitung, bahwa hidup itu memang berhitung. Banyak orang sukses mengawali kesuksesan mereka dari sebuah kegagalan. Tapi, ada satu hal yang terpenting, bahwa hidup itu tidak selalu tentang uang.

“ Aku bosan bokek… aku bosan bokek… bukannya kamu bilang hidup ini berhitung… “ begitulah kira- kira apa yang dibicarakan Merry dengan Alva.
“ Iya Mer, hidup itu berhitung. Tapi hidup tidak melulu uang…” kata Alva..
“ I am done… I am done with You Merry…” kalimat terakhir dari Alva. Padahal, malam itu, Alva bermaksud mengutarakan isi hatinya, memberikan surprise, memberikan warna lain untuk Merry.

Bagaimana jatuh bangun, dimulai dari perjuangan awal, Merry bisa mendapatkan pinjaman dari kampus atas jaminan dari Alva. Bagaimana kegigihan Merry meluluhkan hati Alva dan bersedia membantunya? Bagaimana ketulusan hati Alva merelakan pekerjaannya dan memberikan pekerjaannya untuk Merry? Bagaimana disetiap kesusahan dan kegagalan Merry , selalu ada Alva yang memberinya dukungan. Sampai pada akhirnya, Merry menyadarinya, Merry sadar.

“ Aku masih belum mengerti kenapa kamu berikan pekerjaan kamu untuk aku? “ kira- kira begitu yang ditanyakan Merry di Singapore Flyer, tempat Alva bekerja.

Alva hanya menunjukkan sebuah novel “ S.H.M.I.L.Y “,  ya.. how much I love you, menjadi sebuah alasan kenapa Alva rela berkorban demi Merry.

Lalu, bagaimana seorang Irene, yang menurut aku, sahabat sejati, bersedia dengan sangat, membantu Merry yang sebatang kara dinegeri orang, tidak punya uang, tidak punya saudara. Bagaimana Irene mencari cara supaya Merry tidak diusir dan boleh tinggal di asrama? Bagaimana Irene membantu Merry mencari orang yang bisa memberi jaminan kepada Merry, agar bisa mendapatkan pinjaman dari kampus?

“ Untuk apa kamu jual laptop? Kamu butuh duit? Ini .. aku ada… aku pinjamin…” kata Irene ketika Merry mengutarakan niatnya jual laptop papanya.
Aku melihat, tulusnya sebuah persahabatan itu, yang sempat dibumbui rasa cemburu akibat sebuah perasaan atas nama cinta.
“ Aku berdoa, semoga aku berteman sama Irene selamanya…” doa itu dipanjatkan saat Irene merayakan ulang tahun Merry.

Tapi, apa itu sukses?

Berdiri seorang diri, menatap nasib tidak pasti, berada dinegeri orang. Berjuang untuk bertahan hidup, berdoa segera bisa berkumpul dengan keluarganya. Menunggu dan terus menunggu kedatangan orangtuanya dari Indonesia untuk menjemputnya.

Bekerja siang dan malam. Yang ada dikepala Merry hanyalah uang dan uang. Uang untuk bisa bertahan hidup. Uang untuk bisa bayar hutang pinjaman, uang untuk bisa membeli makanan. Melihat bagaimana melalui proses hidup, menunjukkan , hidup ini keras. Hidup ini sangat keras.

Kegagalan demi kegagalan dialami Merry. Tertipu dan terbawa nafsu. Tertipu karena tidak pengalaman. Terbawa nafsu karena dikepalanya yang ada hanya uang dan uang. Nafsu menjadikannya serakah, ingin kaya, ingin sukses dengan cepat. Ingin segera meninggalkan kebosanan hidupnya yang selalu bokek. Nafsu akan sebuah pengakuan.

Tapi, itulah Merry.. Dialah MerryRiana. Melalui rangkaian proses hidup yang tidak mudah. Menghadapi problematika hidup yang tidak gampang, dan terpaksa harus dihadapinya. Hingga perjuangan itu membuahkan hasil yang luar biasa. Kegigihannya mendapatkan apa yang diinginkannya. Penolakan demi penolakan ditelannya hingga akhirnya menjadi seorang Merry Riana yang luar biasa yang mendapatkan satu juta dollarnya diusia yang masih muda, 26 tahun.

Artinya, jangan menyerah. Lagi, jangan cepat menyerah. Jangan takut gagal. Hadapi masalah hidup ini, perjuangkan hidupmu sendiri demi apa yang telah kamu cita- citakan.

Film ini wajib ditonton. Alurnya ringan dengan setting-an Singapore. Dialognya sederhana tapi menusuk sampai ke dalam sanubari. Kalimat- kalimatnya seperti mantra, membawa virus positif. Akting Chelsea Islan yang memukau. Sanggup membawa perasaan Merry sampai dihatiku. Dion Wiyoko, si Alva, karakter yang sebenarnya paling aku kagumi. Aku tidak percaya, ada manusia yang begitu baik. Sangat apa adanya. Sangat tulus dan jujur. Menolong tanpa pamrih. Dion bermain sangat ringan dan menyampaikan karakter Alva apa adanya. 

Aku sih berharap, apa yang disampaikan melalui film, seutuhnya begitulah kisah sebenarnya dari Merry tanpa ember- ember tak penting yang diselipkan didalamnya. Karakter sesungguhnya dari Merry, Alva dan Irene. Aku kagum dengan kalian. Harus banyak belajar tentang arti sebuah hidup, arti sebuah ketulusan, arti sebuah kesuksesan, arti sebuah proses.


Berharap, demikian untuk persahabatan Merry dan Irene yang bisa sampai kapanpun. Berharap Merry harus ingat dan tetap ingat kebaikan dan jasa dari Irene. Apalagi, dengan Alva Tjenderasa, malaikat yang telah dikirimkan Tuhan kepadamu… Merry Riana.  Setialah, hingga akhir hayat.

With Love,

@ranselahok

Pertanyaan bodoh : Apakah buku SHMILY itu ada?



Share on Google Plus

About ranselahok

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts